Suatu keputusan tidak dapat
terlepas dalam kehidupan kita sehari – hari, karena kita selalu dihadapkan pada
hal tersebut. Keputusan itu bersifat dari yang sederhana sampai pada keputusan
yang amat rumit dan sulit. Contoh yang sederhana, pada saat kita baru bangun
tidurpun kita sudah dihadapkan pada situasi yang diharuskan kita untuk
mengambil keputusan, apakah kita akan segera mandi atau duduk duduk dahulu dan
membaca koran pagi.
Kebanyakan
pengambilan keputusan oleh seseorang berhubungan erat dengan pemecahan masalah
– masalah yang dihadapinya, seperti masalah pribadi, pekerjaan maupun sosial.
Beberapa pokok pemikiran penting tentang pengambilan keputusan, yaitu :
1.
Pemecahan masalah oleh individu berkenaan dengan penggunaan strategi pencarian
alternatif yang relevan. Individu biasanya berusaha meminimalkan hambatan
melalui pemilihan strategi didalam memecahkan masalah
2.
Perilaku pemecahan masalah bersifat adaptif. Individu mengawalinya
dengan pemecahan yang tentatif, mencari informasi , memodifikasi solusi
awal,dan melanjutkanya sampai terjadi keseimbangan antara harapan dan
realisasi hasil.
3.
Betapapun terbatasnya situasi pemecahan masalah, faktor kepribadian dan
keinginan individu akan memasuki pilihan strategi, penggunaan informasi dan
keputusan akhir.
Pada
umumnya para individu cenderung menggunakan strategi yang sederhana, walau
dalam masalah serumit apapun guna mendapatkan penyelesaian yang diinginkan,
karena penyelesaian itu dibatasi oleh informasi yang kurang sempurna, faktor
waktu dan biaya, keterbatasan pikiran dan tekanan psikologis yang dialami oleh
pelaku pengambil keputusan.
KONDISI
YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
Selain
ketersediaan informasi yang sangat erat dengan hasil keputusan, juga hal – hal
lain yang mempengaruhi kondisi tersebut dan perlu diperhatikan, Yaitu :
1.
Kondisi kepastian:
Kondisi kepastian merupakan kondisi dimana pengambil keputusan mempunyai
informasi yang lengkap mengenai masalah yang dihadapi, alternatip pemecahan
masalah dan hasil yang mungkin diperoleh, sehingga pengambil keputusan dalam
kondisi yang pasti, jika dirinya dapat mengontrol dan mengantisipasi sepenuhnya
terhadap kejadian yang akan timbul.
2.
Risiko : Risiko
merupakan kondisi yang dapat diindentifikasi, didefinisikan, diprediksi
kemungkinan terjadinya dan kemungkinan hasil dari setiap alternatif yang
diambil, biasanya kondisi yang demikian itu timbul jika pengambil keputusan
dalam keadaan keterbatasan informasi yang berkaitan dengan keputusan yang akan
ditetapkanya, sebaliknya , suatu risiko tidak akan terjadi jika pengambil
keputusan dapat merumuskan suatu kemungkinan secara obyektif.
3.
Kondisi ketidak pastian:
Merupakan kondisi dimana pengambil keputusan tidak memiliki informasi yang
diperlukan dalam pengambil keputusan. Dalam hal yang demikian , pengambil
keputusan juga tak mampu untuk menetapkan berbagai kemungkinan yang akan
terjadi sebagai hasil dari pemilihan alternatif yang diambilnya. Karena
keputusan yang diambil bersifat spekulatif, dan sering kali mengandalkan
intuisi yang semata sebagai pedomanya.
PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Kata
proses pada dasarnya berkaitan dengan urutan langkah yang mengarah pada hasil
tertentu, sehingga didalam proses pengambilan keputusan tidak akan terlepas
dari :
1.
intelligence ( penyelidikan ) :yaitu
pencarian kondisi yang memerlukan keputusan
2.
design ( rancangan ) : yaitu
dengan pengembangan dan analisis terhadap berbagai kemungkinan tindakan, dan,
3.
choice ( pemilihan ) : yang
berkenaan dengan pemilihan tindakan yang sesungguhnya.
GAYA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
Perilaku
seseorang akan mendekati dalam melaksanakan pengambilan keputusan. Gaya
kepemimpinan dan gaya hidup adalah dua diantara contoh gaya yang mempengaruhi
didalam mengambil keputusan. Seperti halnya gaya ( perilaku ) kepemimpinan yang
ditampilkan oleh seseorang didalam melakukan pengambilan keputusanpun bermacam
– macam. Menurut Carl Jung ( 1923 ) seorang psikolog telah mengindentifikasikan
empat fungsi dalam kaitanya dengan pengambilan keputusan, Yaitu :
1.
sensing ( pengideraan ) :
berkaitan dengan tendensi untuk mencari fakta, bersifat realistis, dan melihat
sesuatu dalam perspektif yang obyektif. Karenanya fungsi ini menempatkan nilai
yang tinggi pada fakta yang dapat divertivikasi oleh penggunaan
pancaindera , menyukai rutinitas dan presisi.
2.
intuiting ( intuisi ) : yaitu
berkaitan dengan tendensi untuk mencoba menyingkap kemungkinan – kemungkinan
baru guna mengubah cara menangani sesuatu. Menyukai situasi yang baru dan unik
, tidak menyukai hal – hal yang bersifat rutin, detail dan presisi.
3.
thinking ( pemikiran) :
adalah tendensi untuk mencari hubungan sebab akibat yang sistematik untuk
dianalisis secara utuh, dan membedakan dengan tegas antara yang benar dan yang
salah, dan pemikiranya bertumpu pada proses kognitif.
4.
feeling ( perasaan ) :
yaitu tendensi untuk mempertimbangkan bagaimana perasaan diri sendiri dan orang
lain sebagai akibat dari keputusan – keputusan yang dibuat, dalam hal ini ada
perbedaan – perbedaan antara yang baik dan buruk, bernilai dan tak bernilai.dan
ia menggantungkan diri pada proses afektif.
Contoh
kasus :
Dalam
suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu wedding organizer yang
mengatur tentang dekorasi pernikahan , katering, tata rias pernikahan, dll.
dalam suatu waktu terdapat acara pernikahan yang berdekatan harinya bahkan
terdapat acara yang memiliki hari yang sama. Bagaimana strategi pengambilan
keputusan yang akan dilakukan oleh wedding organizer tersebut ?
Solusi
:
Seharusnya
wedding organizer tersebut dapat menjelaskan dan memberi arahan pada konsumen
apakah hari pernikahan tersebut dapat dirubah jadwalnya atau bahkan wedding
organizer menolak dengan sopan untuk tidak dapat menjadi W.O. dari acara
pernikahan tersebut, namun apabila W.O. tersebut sudah yakin bahwa mereka mampu
menjadi W.O. dari beberapa acara pernikahan tersebut mereka harus menyiapkan
beberapa tim dalam perusahaannnya dan tim tersebut dibagi menjadi beberapa
bagian mana yang harus mengurus acara pernikahan A,B,C,dst. Tentunya jika W.O.
yang sanggup menangani beberapa acara dalam waktu sekaligus, dia harus memiliki
kualitas yang baik, memiliki tim yang solid dan bertanggung jawab.
Analisis
:
Strategi
pengambilan keputusan dalam organisasi /perusahaan seperti contoh kasus diatas
pada intinya adalah bagaimana cara pemimpin perusahaan beserta seluruh karyawan
dalam menghadapi situasi seperti diatas mereka dapat mengambil solusi 2 cara,
yaitu :
1. Menerima tawaran menjadi W.O. dalam waktu yang bersamaan dengan syarat bahwa mereka mampu bertanggung jawab , memberikan kepercayaan pada konsumen bahwa mereka dapat menjadi W.O. yang berkualitas baik, dengan mengarahkan seluruh timnya untuk dibagi menjadi beberapa tim, dan tentunya W.O. yang seperti ini sudah profesional.
2. Menolak tawaran menjadi W.O. dalam waktu bersamaan dengan alasan mereka tidak sanggup mengatur semua hal dalam acara pernikahan tersebut secara bersamaan, namun mereka tetap memberi solusi pada konsumen untuk merubah jadwal acara resepsi pernikahan (jika konsumen menyetujui), kalau tidak setuju maka mereka menjelaskan dengan kata yang sopan dan santun kepada konsumen bahwa mereka tidak bisa menjadi W.O. dalam waktu bersamaan.
Itu adalah salah satu contoh kasus perusahaan mengenai strategi pengambilan keputusan dalam organisasi. Pada intinya dalam mengambil keputusan seorang pemimpin harus memikirkan secara matang dan di musyawarahkan dengan para karyawan untuk keputusan yang terbaik untuk tujuan bersama.
Sumber
dan Referensi :